Kali ini kami akan membagikan media pembelajaran powerpoint tentang Sifat-sifat Bunyi dan Pemanfaatannya. Media ini kami pakai untuk pembelajaran saya. Selama pandemi covid-19 ini, tentunya kami sebagai pendidik juga harus ekstra dalam menyiapkan materi dan media pembelajaran. Media yang paling mudah kami buat untuk pembelajaran jarak jauh adalah powerpoint.
Maka, pada kesempatan kali ini, seperti biasa kami membagikan kepada para pendidik yang membutuhkan media pembelajaran. Tentunya hal ini kami lakukan guna mempermudah dan membantu para pendidik untuk mengajar. Karena, kami tahu juga, tidak mudah dalam membuat media pembelajaran. Semoga dapat membantu.
Perhatian:
Media powerpoint ini dapat langsung digunakan, dengan cara memilih "Menu Opsi", lalu "Masuk ke layar penuh".
ENERGI BUNYI
Bunyi merupakan segala sesuatu yang dapat didengar oleh telinga kita. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, yaitu sumber bunyi. Bunyi merupakan bentuk energi.
Bunyi memiliki sifat-sifat yang ternyata juga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, apa saja sifat-sifat bunyi tersebut? Yuk, kita bahas satu persatu.
Berikut yang merupakan contoh pemanfaatan gaya magnet adalah … a. Alas sepatu yang beralur membuat kita tidak jatuh saat berjalan. b. Benda-benda akan selalu tertahan di permukaan bumi. c. Listrik dapat menyalakan benda-benda elektronik. d. Jarum pada kompas dapat menunjukkan arah.
Soal Nomor 2
Perhatikan pernyataan berikut ini!
Jenny mengendarai sepeda ke sekolah.
Ayah mengampelas kayu.
Ibu mengepel lantai.
Marta menggosok-gosokkan balon kemudian mendekatkannya ke rambut.
Dari aktivitas tersebut, kegiatan yang memanfaatkan gaya otot dan gaya gesek secara bersamaan ditunjukkan oleh nomor … .
a. 1 dan 2
b. 3 dan 4
c. 1, 2, dan 3
d. 1, 2, 3, dan 4
Soal Nomor 3
Perhatikan beberapa kejadian berikut ini!
Menangkap bola yang bergerak.
Memanaskan es hingga mencair.
Menggenggam plastisin hingga memipih.
Menjemur kerupuk hingga mengering.
Kejadian yang menunjukkan adanya penggunaan gaya adalah … .
a. 1 dan 3
b. 1 dan 4
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
Soal Nomor 4
Alasan sepeda lebih mudah berjalan di jalan beraspal dibandingkan dengan jalan berbatu karena … a. Gaya gesek yang bekerja pada ban sepeda lebih besar pada jalan beraspal. b. Gaya gesek yang bekerja pada ban sepeda lebih kecil pada jalan berbatu. c. Gaya gesek yang bekerja pada ban sepeda sama besar pada kedua jenis jalan. d. Gaya gesek yang bekerja pada ban sepeda lebih kecil pada jalan beraspal.
Soal Nomor 5
Bacalah penggalan kisah berikut ini! Setiap pagi, Raka membantu ibunya menyapu halaman rumah. Ia menggerakkan sapu dan mendorong daun-daun kering ke dalam satu tumpukan. Setelah itu, ia mengangkat kantong sampah dan membawanya ke tempat sampah di depan rumah. Raka merasa bangga karena ia bisa membantu pekerjaan rumah dan membuat lingkungan menjadi bersih dan rapi. Aktivitas Raka yang menunjukkan dia memanfaatkan gaya otot adalah … a. Raka merapikan barang-barang di kamarnya. b. Raka merasa bangga akan kekuatan fisiknya. c. Raka mengangkat meja dan membawanya ke dapur. d. Raka mengangkat kantong sampah ke tempat sampah.
Soal-soal berkualitas lainnya dapat Anda dapatkan melalui pemesanan paket berikut ini. Soal-soal ini disusun dengan seksama dan menyesuaikan dengan level kemampuan anak-anak. Dalam setiap paketnya, sudah terdapat file yang siap pakai, dan juga bisa diedit. Ada juga paket yang menyediakan kunci jawaban dan bonus aplikasi analisis butir soal.
Bentuk soal untuk penilaian hendaklah bukan hanya untuk nilai, tapi benar-benar mengukur kompetensi, pemahaman, dan daya pikir dari anak-anak.
Maka, sudah selayaknya soal-soal yang berbentuk hafalan mulai semakin dikurangi, dan diperbanyak soal-soal yang memang mengasah daya analisa. Semoga Anda terbantu. Jika ada pertanyaan, silakan tinggalkan pesan di kolom komentar.
HOTS merupakan singkatan dari High Order Thinking Skill,
yang secara bebas dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Kemampuan ini lebih membuat seseorang mampu menganalisis,
memprediksi, atau mengolah informasi dengan baik. Sedangkan soal HOTS
memiliki arti yaitu soal yang membuat anak untuk berpikir tingkat
tinggi. Bukan lagi melulu tentang hafalan. Lebih-lebih, anak harus paham
tentang konsepnya.
Mengapa perlu soal HOTS?
Soal HOTS
perlu sebagai sarana bagi anak untuk melatih daya pikirnya. Mengaitkan
materi dengan informasi atau pengalamannya sehari-hari. Selain itu, juga
sebagai sarana bagi guru untuk melihat sejauh mana kemampuan anak-anak
dalam memproses sesuatu. Berikut contohnya:
Soal Nomor 1
Kita berhak untuk menonton televisi di rumah. Namun, Ibu mengingatkan bahwa kita memiliki kewajiban untuk menghemat energi. Tindakan kita sebaiknya adalah … . a. Menonton televisi satu minggu sekali agar tidak rusak. b. Meminta semua orang untuk tidak menonton televisi. c. Mematikan televisi setelah selesai menonton. d. Membiarkan televisi menyala sepanjang hari.
Soal Nomor 2
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini! 1) Merawat buku yang dipinjam agar tidak rusak. 2) Mengembalikan buku sesuai dengan aturan di perpustakaan. 3) Meminjamkan buku dari sekolah ke teman yang lain. 4) Membeli buku yang sudah dipinjam di sekolah. Kewajiban yang harus dilakukan saat kita meminjam buku di perpustakaan adalah … . a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
Soal Nomor 3
Adik gemar menggambar. Adik sering menggambar di tembok kamarnya. Tindakan kita agar adik berhenti mengotori tembok adalah …. . a. Meminta ibu membelikan pensil warna untuk adik. b. Meminta adik menggambar di tembok belakang rumah. c. Membelikan buku gambar dengan sisa jajan kita. d. Meminta adik menggambar di buku catatan kita yang masih kosong.
Soal Nomor 4
Saat lelah bermain di taman bermain, kamu ingin beristirahat di kursi taman. Namun, kursi itu dipenuhi tumpukan sampah plastik. Kewajiban yang harus kamu lakukan adalah … . a. Menginjak tumpukan sampah di atas kursi. b. Membuang sampah di atas kursi agar bersih. c. Menegur pengunjung taman yang ingin duduk di kursi. d. Menegur petugas kebersihan taman karena tidak membersihkan kursi.
Soal Nomor 5
Saat sedang mengerjakan tugas, temannya mengajak Doni untuk bermain. Tindakan Doni sebaiknya adalah … . a. Meminta kakak untuk mengerjakan PR milikinya agar dapat segera bermain. b. Mengerjakan PR terlebih dahulu sebelum bermain dengan teman. c. Tidak mau masuk sekolah karena malas mengerjakan PR. d. Melihat PR miliki teman saat berada di sekolah.
Soal-soal berkualitas lainnya dapat Anda dapatkan melalui pemesanan paket berikut ini. Soal-soal ini disusun dengan seksama dan menyesuaikan dengan level kemampuan anak-anak. Dalam setiap paketnya, sudah terdapat file yang siap pakai, dan juga bisa diedit. Ada juga paket yang menyediakan kunci jawaban dan bonus aplikasi analisis butir soal.
Bentuk soal untuk penilaian hendaklah bukan hanya untuk nilai, tapi benar-benar mengukur kompetensi, pemahaman, dan daya pikir dari anak-anak.
Maka, sudah selayaknya soal-soal yang berbentuk hafalan mulai semakin dikurangi, dan diperbanyak soal-soal yang memang mengasah daya analisa. Semoga Anda terbantu. Jika ada pertanyaan, silakan tinggalkan pesan di kolom komentar.
Matematika sering kali menjadi sebuah momok bagi anak-anak. Baru dengar kata “matematika” saja, mereka sudah seperti kehilangan tenaga. Padahal, matematika juga sungguh berguna bagi kehidupan mereka. Terlebih, dalam hal melatih logika dan menghitung angka-angka. Tak dapat dipungkiri, hal itu sedikit banyak merupakan pengaruh dari pembelajaran di kelas yang hanya mengajarkan rumus-rumus dan angka.
Namun, apa jadinya jika matematika kita kemas dalam bentuk yang menyenangkan? Dengan permainan, misalnya. Tentunya, anak-anak pasti lebih senang dan akan mengubah mindset mereka tentang matematika, dari matematika yang “mematikan” menjadi matematika yang menyenangkan.
Kali ini, saya akan membagikan media permainan fun learning matematika dengan materi faktor dan perkalian. Media ini saya gunakan untuk mengajar tentang Faktor.
Permainan Rantai Angka
Permainan ini dapat dimainkan oleh 2-4 anak. Dalam pembelajaran di kelas, Bapak/Ibu bisa membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok. Jadi, Bapak/Ibu dapat mencetak lembar permainan ini sesuai jumlah kelompok.
1. Pemain pertama memilih angka genap di bawah 50 dan mencoretnya. Untuk lebih seru, anak-anak dapat memilih urutan pemain dengan hompimpa atau dengan cara diundi. Selanjutnya, anak yang terpilih berhak untuk memilih 1 angka genap kurang dari 50 dan mencoretnya. Misal, angka 42.
2. Pemain kedua memilih nomor untuk dicoret. Angka tersebut harus merupakan faktor atau perkalian dari angka pertama. Jika tadi anak pertama telah mencoret angka 42, maka anak kedua harus mencari angka yang merupakan faktor dari 42. Salah satu faktor 42 yaitu 7 (42 : 7 = 6). Jadi, anak kedua memilih angka 7.
3. Pemain terus bergantian mencoret angka, pastikan setiap angka merupakan faktor atau perkalian dari angka sebelumnya. Pemain kedua telah mencoret angka 7. Jadi, pemain ketiga harus mencari angka yang merupakan faktor atau perkalian dari 7. Agar dapat terus bermain, hal yang paling memungkinkan dilakukan pemain ketiga adalah mencari hasil dari perkalian 7, yaitu 14 (7 x 2 = 14).
4. Pemain yang tidak dapat mencoret nomor lain dalam rantai akan kalah. Pemain yang tidak dapat menemukan nomor lain untuk dicoret, maka sudah tidak diperbolehkan main. Pemain lain mendapatkan kesempatan untuk meneruskan giliran.
Menyenangkan bukan? Anak-anak pasti antusias sekali dalam bermain.
Meski pun mereka harus menghitung, mereka tak akan merasa keberatan. Karena dalam konsep mereka, saat ini mereka sedang bermain, bukan belajar.
Semoga sharing ini dapat membantu Bapak/Ibu guru dalam membuat kelas yang menyenangkan. Jika ada pertanyaan, kesulitan, atau saran, silakan ketik di kolom komentar atau bisa menghubungi saya melalui Kontak.
Metode menghafal memang menjadi salah satu metode yang sering kita pakai dalam perkalian. Kadang, anak-anak sampai harus dibedeki (bahasa Jawa, yang artinya tanya jawab), agar anak-anak hafal. Tetapi cukupkah itu efektif?
Saya beberapa tahun memakai metode itu. Tapi ternyata, efeknya tidak terlalu signifikan. Hal itu karena mereka menghafal hanya saat dibutuhkan. Tak jarang, ada anak-anak yang memang kesulitan menghafal. Sehingga ketika bertemu dengan perkalian, mereka tetap saja mengalami kesulitan.
Lalu apa yang saya lakukan? Saya mencoba menggunakan fun learning untuk pembelajaran perkalian, yaitu menggunakan permainan ular tangga sebagai media perkalian. Tapi bedanya, di tiap kotaknya terdapat perkalian yang harus dijawab oleh anak-anak.
Papan permainan ular tangga perkalian
Cara Bermain Ular Tangga Perkalian
1. Anak melempar dadu
Untuk menentukan urutan giliran, anak-anak bisa diajak untuk hompimpa atau dengan undian. Lalu secara bergantian mereka melempar dadu.
2. Melangkah sesuai dengan mata dadu yang keluar
Setelah mata dadu keluar, anak-anak menggerakkan pion-nya sesuai jumlah mata dadu.
3. Menjawab perkalian
Sebelum meletakkan pion-nya pada kotak, pemain harus menjawab perkalian yang ada pada kotak tersebut. Jika berhasil menjawab, dia berhak untuk menempati kotak tersebut. Jika salah, dia harus kembali ke kotak sebelumnya. Secara bertahap, guru dapat menambah levelnya dengan memberikan waktu dalam menjawab. Sehingga, mereka harus terbiasa menghitung cepat dan “terpaksa” harus pandai menghafal.
4. Naik jika dapat tangga, turun saat dapat ekor ular
Jika pemain mendapatkan kotak bertangga, maka dia berhak untuk naik. Kompensasinya, dia harus menjawab 2 perkalian. Perkalian pertama yang ada di dasar tangga, dan perkalian kedua yang ada di ujung tangga. Jika salah, maka dia harus kembali ke titik sebelum melangkah. Jika pemain melangkah dan mendapatkan ekor, maka tidak perlu menjawab perkalian yang ada, tetapi langsung turun.
5. Pemain yang pertama sampai ke piala, dia pemenangnya.
Anak-anak sedang bermain ular tangga perkalian | Dok. Pribadi
Ketika bermain, saya mencoba bertanya kepada anak-anak tentang kesan mereka. Semua anak menjawab bahwa ini adalah matematika terenak yang mereka rasakan. Tidak terlalu pusing-pusing berpikir (padahal mereka juga tetap berpikir untuk perkalian). Mungkin hal itu karena mereka tidak merasa bahwa mereka sedang belajar. Dalam pikiran mereka, mereka sedang bermain.
Itulah keuntungan dari fun learning. Anak-anak bisa tetap belajar tapi dengan perasaan senang.
Mereka tidak bosan-bosannya bermain ular tangga ini. Selain itu, saya juga melihat bahwa kemampuan perkalian mereka sedikit demi sedikit juga mulai meningkat. Hal itu terlihat dari semakin meningkatnya kecepatan mereka dalam menjawab perkalian yang ada pada kotak tersebut. Menyenangkan bukan?
Penutup
Demikian sharing saya tentang pemainan ular tangga sebagai media fun learning perkalian. Semoga bermanfaat. Bagi Bapak/Ibu guru yang berminat untuk menggunakannya juga dalam pembelajaran di kelas, dapat mengunduh papan permainannya di tautan yang saya bagikan berikut ini. Jika ada pertanyaan, usul atau saran, silakan tinggalkan pesan di kolom komentar. Selamat berkarya.
Peringatan:
Dilarang untuk menghapus credit yang ada di dalam media pembelajaran yang telah saya bagikan.
Bentuk pembelajaran dan soal penilaian membawa dampak psikologis pada anak-anak. Ketika soal-soal itu hanya berupa deskripsi kalimat, maka sudah dipastikan anak akan bosan. Apalagi kalau soal tersebut adalah soal matematika. Argghh, pasti sudah langsung badmood anak-anak. Lalu bagaimana membuat anak-anak bisa tetap enjoy dalam mengerjakan soal?
Sebagai seorang guru, sudah selayaknya kita bisa berinovasi untuk menciptakan pembelajaran yang menarik. Kita bisa juga memakai permainan-permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak. Pada kasus ini, saya menggunakan permainan “maze” (labirin) sebagai media pembelajaran dan penerapan soal untuk penilaian. Permainan ini saya kolaborasikan untuk pembelajaran KPK atau Kelipatan Persekutuan Terkecil. Bagaimana bentuk dan cara mainnya? Simak penjelasannya berikut ini.
Tak jauh beda dengan permainan labirin pada umumnya, media pembelajaran ini saya adaptasi dan saya pakai untuk pembelajaran KPK. Saya menggunakan kotak-kotak yang saling terhubung. Anak-anak diberikan tugas untuk menemukan jalan yang benar dengan menjawab soal-soal yang ada pada labirin. Untuk menjawabnya, tentunya mereka harus paham konsep kelipatan dan KPK, sehingga permainan ini merupakan salah satu bentuk penerapan dalam pembelajaran materi kelipatan dan KPK.
Papan labirin untuk pembelajaran KPK
Cara Bermain
1. Mengerjakan soal yang ada di kotak Anak-anak diminta untuk menghitung soal-soal yang ada pada kotak. Tak hanya menghitung, mereka harus bisa memahami dan menganalisis soal yang ada untuk dapat menemukan jalan menuju kotak yang selanjutnya.
Baca Juga: Permainan Ular Tangga sebagai Media Fun Learning Perkalian 2. Memilih jawaban yang benar pada “jalan labirin” Setelah berhasil menemukan jawabannya, anak-anak diminta untuk membuat tanda berupa lingkaran atau garis pada angka yang tepat. Kemudian, melanjutkan ke kotak selanjutnya.
3. Selesai sampai pintu “Keluar” Anak yang selesai mengerjakan berarti telah menyelesaikan sampai ke pintu keluar. Hanya saja, kita perlu melihat jawaban anak-anak. Apakah jalannya sudah benar, atau masih mereka berhasil tapi lewat jalan yang lain.
Variasi Permainan
Jika dirasa kurang menantang, anak-anak diminta untuk berlomba. Di lomba ini, siapa yang menyelesaikan labirin dengan cepat dan benar, dialah pemenangnya. Bisa juga menggunakan waktu agar mereka lebih tertantang dalam mengerjakan. Jangan lupa, karena dibuat lomba, maka harus ada apresiasinya.
Anak sedang mengerjakan labirin KPK | Doc. Pribadi
Kesimpulan
Ada banyak hal yang sebenarnya dapat kita gunakan sebagai media pembelajaran. Mungkin selama ini kita terlalu konvensional dengan media yang sudah ada, apalagi saat penilaian. Sebagian besar guru pasti masih menggunakan format yang konvensional dan formal seperti pada umumnya.
Padahal, dengan model semacam ini, kita juga tetap bisa menilai pemahaman anak juga. Selain itu, anak juga tidak merasa terbebani karena soal yang diberikan berbentuk teka-teki seperti ini.
Ketika ini saya terapkan dalam pembelajaran saya, anak-anak merasa senang dan enjoy dalam mengerjakan. Sesekali mereka memang menggaruk-garuk kepala mereka karena kesulitan dalam menemukan jawaban. Tetapi bukan berarti mereka menyerah. Mereka tetap melangkah.
Demikian sharing saya tentang permainan maze sebagai fun learning pembelajaran KPK. Semoga bermanfaat. Bagi Bapak/Ibu guru yang berminat untuk menggunakannya juga dalam pembelajaran di kelas, dapat mengunduh papan permainannya di tautan yang saya bagikan berikut ini. Jika ada pertanyaan, usul atau saran, silakan tinggalkan pesan di kolom komentar. Selamat berkarya.
Peringatan:
Dilarang untuk menghapus credit yang ada di dalam media pembelajaran yang telah saya bagikan.
Bahasa Indonesia sungguh menarik untuk dipelajari. Banyak hal yang dapat kita gali dari Bahasa Indonesia. Tak terkecuali tentang homonim kata. Mungkin kita pernah mendengar istilah ini, tetapi tidak paham betul tentang arti dan penjelasannya. Oleh sebab itu, disini kita akan belajar tentang materi homonim kata beserta contoh-contohnya.
Pengertian
Homonim adalah kata-kata yang ejaan dan pelafalannya sama, tetapi maknanya berbeda.
Pernahkah Anda mendengar dua kata dengan lafal dan ejaan yang sama, tetapi maknanya berbeda? Coba bacalah paragraf berikut ini dengan saksama.
Hari itu, hujan turun dengan deras. (1) Genting di atap rumah Beni pecah sehingga air masuk ke rumah. Beni dan Ibu menyiapkan ember untuk menampung air yang masuk. Ayah dengan sigap memperbaiki atap yang bocor. (2) Dalam keadaan genting, keluarga Beni selalu siap saling membantu. Pada paragraf di atas, terdapat dua kata genting. Namun, genting pada kalimat (1) dan (2) memiliki makna yang berbeda. Pada kalimat (1), genting memiliki makna tutup atap rumah dari tanah liat. Pada kalimat (2), genting memiliki makna tegang atau berbahaya.
Kata yang memiliki kesamaan lafal dan ejaan dengan kata lain, tetapi berbeda maknanya disebut homonim. Makna kata-kata yang berhomonim bergantung pada konteks kalimatnya.
Contoh Kata
Berikut contoh kata-kata yang merupakan homonim. Coba bacalah kata-kata berikut dengan pelafalan yang tepat.
Anda dapat membuat kalimat dari kata-kata berhomonim. Kalimat yang Anda buat akan memiliki perbedaan konteks bergantung pada makna katanya. Perhatikan contoh berikut.
Kata: jangka Kalimat 1: Kakak menggunakan jangka untuk menggambar lingkaran. Kalimat 2: Ibu guru memberi tugas kelompok dengan jangka waktu satu minggu.
Penutup
Bagaimana? Sudah cukup jelas? Saya harap, Anda dapat lebih paham melalui apa yang saya bagikan kali ini. Saya juga telah menyiapkan powerpoint yang dapat digunakan untuk media pembelajaran di kelas. Berikut powerpointnya.
Perhatian:
Media powerpoint ini dapat langsung digunakan, dengan cara memilih "Menu Opsi", lalu "Masuk ke layar penuh".
Semoga Anda terbantu dengan apa yang saya bagikan kali ini. Sampai jumpa di postingan-postingan yang lainnya. Jika ada pertanyaan, kesulitan, atau saran, bisa tulis di kolom komentar atau hubungi saya melalui Kontak.